KENANDRA - Eps 2
Ibunya melihat ke arahku , melepaskan pelukan Ken lalu mimik mukanya berubah menjadi lebih tegang dan kaget.
“Ini Diandra?”
Hatiku berdetak sangat cepat karena reaksi pada wajah Ibunya
Ken yang tiba-tiba berubah.
“Ii ..iya Ibu apakabar” aku sambil mencium tangan ibnya Ken.
Tiba-tiba wajahnya berubah kembali menjadi sangat hangat dan membuatku lega.
“Baik nak, Ayu banget kamu, sini masuk. Sudah makan nak?”
Tanya ibu.
“Ibu aku yang anaknya ga di tanyain” sahut Ken.
“Salah sendiri kamu bawa perempuan cantik gini bikin ibu lupa
sama kamu. Ayo kalian makan dulu capek pasti di perjalanan”
Ibunya Ken sangat ramah kepadaku. Syukurlah banyanganku
tentang orang tua yang tegang dan kuno di hempas oleh reaksi ibunya Ken yang
sangat ramah dan tenang. Hatiku menjadi sangat sejuk dibuatnya.
“Kendra Adicandra” Panggil si ibu ke Ken dengan tegas
“Ada apa ibunda”
“Ini barang-barangnya Diandra tolong bawa ke kamar mba Sera,
biar Diandra nanti istirahat disitu. Nanti Diandra istirahat di kamar mba Sera
ya” lanjut ibu kepadaku
“Iya bu”
“Ayo sini duduk” Ibu menyuruku duduk sambil membuka tudung
saji yang berisikan makanan yang terlihat sangat lezat. Perutku sudah sangat
lapar melihat makanan Ibu.
Sebenarnya pas dari di stasiun kereta aku minta Ken untuk
beli makan dulu tapi Ken menolak karena ingin puas makan dirumah. Jadi ini
sebabnya, makanan Ibu memang terlihat lebih menggiurkan
“Ibu masak lebih banyak tadi sore, Ada tempe orek kering
kesukaan Ken, ayam kecap, kerecek sama tumis daun singkong. Oiyah ada Gudeg
juga nih sama sambel”
Ibu sangat semangat bercerita tentang masakannya, aku pun
antusias mendengarkan cerita-cerita ibu. Aku mulai menyantap makanan ibu,
dan rasa makanan ibu sangat enak aku sangat suka sekali. Ibu juga cerita kalau
ibu punya rumah makan, hal ini belum diceritakan oleh Ken katanya biar ga spoiler.
Tapi alasan lain adalah Ken menghargai ibunya, karena ibu suka bercerita
jadinya ia ingin ibunya menikmati pembicaraan dengan ku.
Setelah makan, aku izin mandi dan bergegas untuk Istirahat.
Oiyah Bapaknya Ken sedang pergi ke kebon saudarannya dan pulang besok pagi,
jadi kami belum bertemu dengan Bapaknya.
Sebelum kekamar aku sedikit berkeliling rumah Ken, Rumah nya
masih bernuansa Jawa, didominasi dengan warna coklat dan kayu. Rumah 1 lantai
ini terkesan sederhana terdapat 4 Kamar dan 2 kamar mandi, Dapur, Ruang makan, dan Ruang
keluarga. Kamar mba Sera di dekat Jendela depan. Sebrang kamar Mba Sera adalah
kamar Jenar adik perempuan Ken. Jenar sudah tidur sebelum kami tiba. Disamping
kamar Jenar ada kamar Utama lalu diikuti kamar Ken. Rumah ini tidak banyak
perabot namun barang yang ada disini terlihat antik.
Bapak Ken pencinta tanaman, didepan rumah banyak tanaman
hias dan beberapa pohon buah. Ibu Ken, seperti yang sudah ku ceritakan ia suka
memasak dan bercerita. Mba Sera tertarik dengan seni lukis dan hidup selayaknya
seniman. Ken tertarik pada dunia perfilm-an kalau Jenar dia masih belum
terlihat minat dan bakatnya tapi katanya dia sangat mudah bergaul dan disenangi
oleh teman-temannya. Aku belum bertemu Jenar. Aku penasaran Besok.
Setelah berkeliling, aku kembali ke kamar mba Sera dan mulai
rebakan badanku di Kasur. Tidak banyak barang di kamar ini, hanya tempat tidur
ukuran 160x200, lemari yang di kunci, meja rias yang kosong dan bangku, serta
foto pernikahan mba Sera bersama keluarga termasuk Ken didalamnya.
Mba Sera terlihat sebagai wanita yang karismatik dan benar-benar
berwajah lokal, wajah-wajah yang memang disukai orang asing. Rambut Ken masih
pendek. Sekarang rambut Ken sudah Gondrong sebahu dan sedikit bergelombang
walaupun masih tetap lebih panjang rambutku. Rambutku se-punggung kurang dari
sepinggang.
Hari ini cukup lelah tapi hatiku sangat senang. Perjalanan
ini lancar aku sampai Jogja dengan selamat.
(keesokan harinya)
*tok..tok..tok..*
“Di udah bangun belom?” Panggil Ken dari depan pintu kamar.
“Udah, sebentar”
(Membuka pintu kamar)
“Loh kamu udah mandi? Ini masih jam 6 pagi kan?” tanyaku
kepada Ken
“Udah, aku ini morning person loh hahaha cepat sana mandi
kita mau ke pasar”
“Hah kepasar? Asiiiik aku mau mandi dulu”
Entah kenapa aku sangat senang diajak kepasar, aku senang
mengamati pasar apalagi kalau sedang diluar kota aku pasti pergi ke pasar untuk
menyicipi kuliner, dan membeli apapun yang terasa asing bagiku.
Setelah mandi aku bersiap-siap dan keluar kamar sudah ada
Ibu, Bapak, Ken dan Jenar siap sarapan. Jenar sudah lebih besar dari yang aku
lihat di foto pernikahan mba Sera.
“Diandra sini duduk” Panggil Ibu menyuruhku duduk disamping
Jenar.
“Bapak, ini Diandra temannya Ken cantik ya” tambah Ibu.
Akhirnya ibu menyebutku “Temannya Ken”
“Halo pak” Aku cium tangan bapak terlebih dahulu, lalu duduk
disamping Jenar
“Iya bu Cantik ya sopan juga, hebat kamu Ken bisa bawa
perempuan kaya Dian ke rumah” jawab Bapak. Ken hanya membalas dengan Senyuman.
“Diandra Bapak” sahut ibu
“Gapapa bu Dian juga boleh, aku kalo di kampus dipanggilnya
Andra hehehe” balas ku.
“Yaudah Nak ambil makanannya ya, anggap saja rumah sendiri”
tambah Bapak
“Iya pak, eh ini pasti Jenar ya, kamu cantik banget Jenar”
“Jangan di puji gitu Di nanti dia ke geeran” sahut Ken
“Apaan si mas, Orang aku cantik kata Ibu sama Bapak” Balas
Jenar dan kami semua tertawa.
Setelah makan, aku sempat berbincang sedikit dengan Jenar. Betul,
Jenar memang sangat mudah akrab dengan orang baru. Dia menceritakan semua hal
kepadaku, Tentang masnya yang suka usilin dia, seberapa rindu dia dengan mba
nya dan seberapa dalam dia menyimpan rindu pula dengan masnya. Karena Jenar
tidak mau Ken kepedean kalau tau bahwa dirinya rindu. Dia senang masnya sempat
pulang di Liburan kali ini.
“Ayo Di, kita berangkat” ajak Ken. Ken sudah siap dengan
membawa perlengkapan kameranya
“Kita kepasar kan?”
“Iya kepasar, ini aku bawa buat rekam aja”
“Oh oke, Kita naik apa?” tanyaku
“Naik motor aja ya, biar gampang kalau kemana-mana nya”
“Okey”
“Kendra kamu disini sampai hari apa” Tanya Ibu
“Sampai Sabtu bu” Jawab Ken. Aku tidak tau kalau kita di
sini hanya 3 hari, Ken belum bilang tapi setau ku kita sudah beli tiket kereta
buat pulang di hari Senin apakah tiketnya di refund? Aku harus tanyakan ini nanti
“Ko cepet banget?”
“Iya ada urusan bu”
“Oh yaudah kalo gitu, kalian hati-hati ya ke pasarnya jangan
lupa titipan ibu”
“Ibu kita berangkat dulu ya” aku mencium tangan ibu dan
menuju ke motor.
Aku melihat wajah Ken, dan sepertinya dia tau kalau aku akan
mengintrogasi dia
“Jangan Tanya yaa nanti aku jawabnya, ayo naik”
Sepertinya Ken memang bisa baca pikiranku.
Sesampainya di pasar, kami membeli beberapa jajanan, dan
beberapa keperluan memasak yang dititipkan Ibu, lalu kami mampir ke tempat
Bakso. Entah kenapa bakso selalu cocok untuk dimakan saat kapanpun.
“Ayo buruan ceritain” tanyaku
“Ceritain apa?”
“itu maksdunya kita pulang hari Sabtu gimana? Kita kan udah
beli tiket kereta senin”
“hahahha kita emang pulang ke Jakarta hari senin Di”
“lah terus kenapa bilang sama ibu hari Sabtu?”
“Kan ibu bilang “kamu disini sampai hari apa?” gitu kan?”
“yaiyaaa tapi aku ga paham”
“yaudah berarti sabtu sampai senin kita ga dirumahku”
“terus kita kemana?....."
(Bersambung)
Komentar
Posting Komentar