Aku
sangat terkejut karena dia bukan Ken melainkan....
Dia adalah Dyre, aku bertemu dengannya..
Dyre adalah teman SMA ku, Aku dulu sempat dekat dengannya
tapi saat aku ingin mengutarakan perasaanku Dyre pindah ke Bali bersama
keluarganya. Setauku dia melanjutkan pendidikan ke Melbourne. Tapi entah kenapa
aku bertemu dia di Jogja.
“Andra?” sapanya dengan wajah yang terkejut
“Dy..re..?”
“Kamu ama siapa?” Tanya Dyre
“A..aku sama…”
Aku melihat kebelakang, dan melihat Ken melihat ke arahku
dan Dyre lalu kembali berbalik badan dan berjalan lurus menandakan ia telah
menungguku untuk segera pergi.
“Dy maaf aku harus buru-buru sepertinya temanku sudah pergi.
Sampai bertemu lagi ya”
Aku bergegas pergi tetapi Dyre kembali menarik tanganku dan
berbisik di telingaku.
“Nanti aku hubungi kamu ya”
Lalu dia pergi sambil meninggalkan senyuman yang membuatku
terngiang-ngiang. Aku sampai lupa kalau Ken juga pergi. Aku bergegas mencari
Ken. Aku berlari kearah terakhir Ken terlihat olehku namun entah kenapa aku
tidak menemukannya.
Semakin malam semakin ramai, banyak pria yang berambut
sepanjang Ken yang membuat Aku jadi teralihkan sampai tidak menemukannya. Aku
benar-benar hopeless dadaku berdegup
kencang. Aku takut Ken meninggalkanku. Aku tau jalan langsung pulang ke rumah
Ken tapi rasanya dada ini sesak sekaligus berdebar-debar seakan aku dapat
merasakan perasaan Ken saat melihat aku bersama Dyre. Walaupun aku tau Ken
tidak mengenal Dyre tapi pasti dengan eksperesiku yang ia lihat dia langsung
tau bahwa ada sesuatu.
Aku ketakutan, aku teringat akan surprise untuknya, kalau tiba-tiba dia pulang
duluan, pestanya akan berantakan karena seharusnya aku berkoordinasi dengan keluarganya.
Aku berhenti di depan warung dan menghubungi Ken berkali-kali namun HP nya
tidak aktif. Seketika ketakutanku berubah menjadi sendu. Aku menunduk dan tiba-tiba
meneteskan air mata. Ya, aku menangis.
Tubuhku terasa kaku, aku sudah tidak sanggup untuk melangkahkan kakiku.
Pikiranku sudah sangat berantakan dan aku sudah tidak tau lagi harus melakukan
apa.
tiba-tiba terdengar suara dari samping..
“Diandra..”
Benar itu suara Ken yang seperti terengah-engah. Ku olehkan kepalaku untuk
meyakinkan bahwa itu benar-benar Ken..
“Ken!!!”
Dengan cepat aku memeluknya dan air mataku pecah aku benar-benar menangis
tersedu-sedu.
“Aku disini Di, gapapa“ Kata Ken sambil memeluk balik dan mengelus punggung ku.
Aku sangat tenang Ken menemukanku.
Tapi aku tetap marah kepadanya karena tidak menjagaku dari awal.
Ken membawaku ke warkop dan membeli teh hangat untuk menenangkanku.
“Aku kira kamu tadi ninggalin aku terus pergi sama cowo itu” ucap Ken kepadaku.
“Iya bener, harusnya aku tadi ninggalin kamu aja gara-gara kamu gamau ikut main
sama aku tapi aku inget barang-barang aku dirumah kamu jadi terpaksa deh aku
gajadi pergi” Jawabku untuk memberikan isyarat bahwa dia salah sejak awal.
“Serius??” Tanya Ken
“Gatau ah Ken ga peka banget si kamu. Males lah aku bete”
“Hahahha iya-iya maaf yaa harusnya aku jagain kamu dari awal”
“Akhirnya nyadar juga”
“Tapi Di, berarti mulai sekarang aku harus bener-bener jagain kamu Di” keluar
ucapan meyakinkan dari mulut Ken.
“Kenapa gitu?”
“Yaa.. aku tinggal sebentar aja pasti kamu langsung direbut orang”
“Hahahhaha kamu kepikiran yaaa sama omongan aku yang tadi”
“Engga tuh”
“Udah deh gausah sok Cool ga cocok
tau hahhahah”
Lalu kami tertawa bersama-sama, Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 23:45
aku bergegas SMS ibu dan Jenar untuk bersiap-siap.
Sesampainya kami dirumah…
“Di ko rumah gelap banget”
“Gatau mati lampu kali”
“Ga mungkin Di, masa rumah aku doing yang mati lampu orang rumah juga gaada yang
keluar”
Ken langsung berlari dari halaman menuju pintu rumahnya, aku mengikutinya dari
belakang. Dia langsung mendobrak rumah dan ..
“Happy Birthday Mas Ken..” Serentak Ibu, Bapak dan Jenar berteriak dan lampu
dinyalahkan oleh bapak, Jenar menyalahkan lilin di Kue dan aku sudah merekamnya
dari belakang dengan HP.
Ken hanya terdiam dan tiba-tiba dia menangis.. Ibu langsung memeluk Ken diikuti
bapak dan Jenar. Aku masih merekam moment ini.
Dilanjutkan dengan Ken yang meniup lilin, memotong Kue dan membagikan kue ke orang
tuanya. Ken sedikit gugup melakukan semua hal itu. Saat dia memberikan Kue ke
arahku…
“Ini ide kamu ya?” Tanya Ken kepadaku
“Bukan ini ide Jenar hahaha”
“Enggaaa Ide ka Andra tuhhh!!” Sahut Jenar
“Are you happy ?” Tanya ku kepada Ken
“Yes, ofcourse. Especially because you’re
here”
Komentar
Posting Komentar