The Follower #1

Aku sedang berlatih Paskibra di sekolahku untuk persiapan upacara 17 agustus. Aku memang tidak memiliki rasa Nasionalisme yang cukup besar, Tapi aku memiliki rasa inisiatif yang tinggi itu sebabnya aku rela pasang badan mewakili teman-temanku untuk dipilih menjadi petugas upacara.
Hari ini adalah hari terakhir latihan karena esok kami akan mengibarkan sang Saka Merah Putih jadi kami harus berlatih sampai larut malam.

“Ayo teman-teman cukup waktu istirahatnya kita akan mengulangi formasi dari awal hingga akhir satu putaran saja setelah itu kita pulang” teriak kak Jali selaku pelatih kami.

Karena hari terakhir latihan, para purna paskibraka sekolahku datang berkunjung untuk memberikan pengarahan dan sedikit sharing untuk kesuksesan penampilan kami.

“Caca ayo baris bengong aja lu” Gisel menepuk pundakku

“iye ... iyeee” sahut ku sambil berdiri malas karena sudah merasa lelah

Kami pun memulai latihan.

“Buka.. formasi... Jalan!”

“pruk..prak..pruk..prak” suara kaki kami mulai serentak dalam membuka formasi garuda. Posisiku adalah sayap kanan jadi aku tidak banyak melakukan gerakan tambahan selain jalan ditempat.

Selama kakiku bergerak aku merasakan angin yang menghembus dengan lembut, Namun tiba-tiba angin tersebut semakin kencang menimpa bahu bagian kiriku. Tersadarkan akan angin tersebut aku segera melihat kekiri dan kudapati sosok hitam yang masih belum jelas wujudnya melewatiku.

Aku menangis kencang tiba-tiba diluar kesadaranku. Aku bahakan tidak tau apa yang aku tangisi. Seketika teman-temanku langsung menghampiriku. Kak Jali langsung mengamankan aku dari kerumunan teman-temanku. Gisel memeluku dan mendampingiku yang sedang diamankan oleh kak Jali.

“Bahu kiri lo panas banget ca”

Aku tidak meladeni perkataan Gisel dan tetap menangis. Aku bahkan tidak dapat menahan diriku untuk berhenti menangis. Teman-temanku mulai panik dan ketakutan.
Tiba-tiba salah satu purna bernama Bang Semi datang dan menepuk bahuku

“Gak apa apa, kamu gapapa.. tenangin pikiran kamu. ayo tarik  nafas”

Aku mengikuti arahan Bang Semi dan perlahan – lahan isak tangisanku mulai reda. Setelah aku berhenti menangis aku mulai diintrogasi oleh kakak-kakak purnaku beserta teman-temanku.

“Kamu kenapa ?” Tanya kak Jali sambil menatapku

“Saya gak tau kak” jawabku sambil mengusap airmata yang masih keluar.

“Apa yang kamu lihat?” pertanyaan Bang Semi barusan langsung membuatku kaget dan tersadar tentang bayangan hitam itu. Aku pun segera menjawabnya dengan hati-hati.

“Aku liat bayangan hitam, terus aku ngerasain angin kencang di bahu kiri ku bang”

Bang Semi hanya menelan ludah dan tiba-tiba dia mengajak para purna lain berkumpul dan meninggalkan aku yang sedang ditenangi teman-temanku.

Beberapa saat kemudian kami dipanggil untuk berkumpul dan Para purna menceritakan beberapa kejadian yang sering terjadi ketika menjelang hari kemerdekaan. Mereka tidak heran dengan kejadian yang menimpaku barusan karena memang pada dasarnya sekolahku yang angker dan momen pada saat itu yang mendukung untuk keluarnya hal-hal gaib.

Keesokan harinya kami tampil dengan baik tanpa halangan apapun. Tapi kejadian itu cepat menjadi viral disekolahku sehingga aku menjadi perbincangan hangat disekolah. Aku tidak menceritakan kejadian ini dengan orang tuaku. Karena aku takut mereka menjadi khawatir terhadapku

Kini aku semakin merasa bahwa sosok hitam itu semakin mengikutiku semenjak kejadian kemarin. Dia selalu hadir dimana-mana, di jalan, kelas, rumah, koridor sekolah bahkan di kamarku. Aku benar-benar dihantui olehnya.

Hari ini aku tidak ada kegiatan lain disekolah jadi aku langsung bergegas pulang kerumah. Sejak kejadian itu aku tidak pernah lagi memakan banyak waktu disekolah karena aku tidak merasa aman. Menurutku, Rumah adalah tempat yang paling aman meskipun sosok hitam itu pernah kudapati di kamarku. 
... 

“Mamaaa Caca pulang” Teriak diriku ketika sampai dirumah dan langsung berlari mencari mamaku.

“Caca, makan dulu sini”

“Iya ma”

Aku langsung mengarahkan kakiku ke meja makan untuk menyiapkan makananku.

“sssswwiiiiiissshhhh” Aku baru saja merasakan Angin dingin itu kembali , namun angin ini menyentuh bagian leher hingga punggung belakangku. Aku terkejut dan segera berpaling kebelakang.

“Caca, kamu kenapa? “ tanya mamaku yang menatap aneh pada diriku.
“eng..gapapa ma” jawabku terbata-bata

“Ma, mama percaya hantu gak?”

“ya enggak lah, mama percaya Tuhan”

“iya ma aku juga tau, tapi maksudku menurut mama di dunia ini ada hantu gak si?”

“Gaada yang ga mungkin, kalau banyak orang yang mem buat film hantu dengan jenis dan karakter yang sama berarti beberapa orang penah melihatnya”

“mama pernah lihat hantu?”

“pernah”

“serius ma!! kapaaan??? ko mama gapernah cerita!!”

“sekarang”


“ha??? ma... di .. mana??”


(BERSAMBUNG)



Hallo teman - teman kembali lagi nih di Blog gue Terima kasih yaa untuk kalian yang udah baca ceritanya sampai habis :), Semoga kalian suka sama cerita baru gue yang bertema Horor/Misteri yaaa karena cerita ini terinspirasi dari pengalaman pribadi dan kisah nyataaa:D Tunggu episode selanjutnya yaaa :)

Salam hangat penulis,
Take Juwitara
INSTAGRAM : @Takejwt
SNAPCHAT : @Takejwt
ASK.FM : @Takejwt

Komentar

  1. Ah anti klimaks banget sih ka huhuhuhu terusin lanjutannya ya ka~

    BalasHapus
  2. Mungkin itu dulu faktor laper lu take. Sehingga lu berhalusinasi dan menciptakan traumatik. Hahahaha . . .

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer